Kamis, 28 Maret 2013

Cara Membuat Kandang Anakan

Kandang (sangkar) anakan merupakan salah satu dari tiga jenis kandang yang mesti disiapkan, jika kita melakukan penetasan telur sendiri. Adapun tiga jenis kandang (sangkar) tersebut adalah:
1. Kandang Anakan, untuk puyuh usia 1 - 15 hari
2. Kandang Dara, untuk puyuh usia 16 - 38 hari
3. Kandang Petelur, untuk puyuh usia 39 - afkir



Yang harus diperhatiakan dalam membuat kandang anakan adalah, kandang harus mudah dibersihkan. Penyakit yang biasanya menyerang anak puyuh, pada dasarnya bersumber dari kandang yang tidak bersih.



Gambar diatas adalah kandang anakan yang terdiri dari tiga tingkat (sangkar), dan berada dalam kondisi telah selesai dibersihkan, dimana lantai dan alas kotoran bisa di lepas. Lantai dan alas kotoran yang bisa dilepas akan sangat memudahkan untuk melakukan pembersihan jika kandang selesai digunakan dan akan di gunakan kembali.

Untuk membuat kandang anakan seperti gambar diatas, membutuhkan material:
1. Kayu
2. Triplek
3. Jaring Kawat
3. Alat-Alat Kelistrikan, seperti: bola lampu, piting, kabel dan saklar

Ukuran kandang anakan
Tinggi : 1,8 m
Panjang : 1,2 m
Lebar : 1 m
Tinggi Kotak sangkar sangkar anakan puyuh : 25 cm
Jarak Dengan Alas Kotoran : 10
Jarak Kotak Sangkar di Atas dengan yang Dibawahnya : 40 cm

Lantai untuk sangkar anakan terbuat dari kayu yang dirangkaikan dengan jaring kawat sedangkan untuk alas kotoran dari triplek. Lantai dan alas kotoran bisa dilepas, seperti yang terlihat pada gambar.

Penutup sangkar anakan terdiri dari 3 bagian atau pintu (lihat gambar dibawah) yang terdiri dari 2 triplek dan satu rangka kayu yang diberi jaring kawat.

Bagian pertama, yaitu papan triplek yang diletakkan pada bagian belakang dan triplek ini nantinga akan di paku (dipaku tapi mudah untuk dilepaskan), agar triplek ini tidak ikut bergerak jika pintu sangkar ditarik.

Bagian kedua, yaitu papan triplek yang nantinya dapat ditarik kedepan dan kebelakang. bagian ini juga berfungsi untuk pengaturan temperatur sangkar, jika temperatur dingin papan triplek ini bisa ditutup rapat, dan bila tidak terlalu dingin bisa hanya ditutup sebagian dan diatur sesuai dengan tingkat temperatur sangkar.

Bagian ketiga , yaitu rangka kayu yang dipasangi jaring kawat. Pintu ini difungsikan pada siang hari yang panas, dimana kondisi pintu kedua terbuka keseluruhan sehingga pintu jaring kawat ini yang menutupi, agar puyuh tidak keluar sangkar atau menghalangi pemangsa seperti kucing untuk memakan burung puyuh.

Agar temperatur sangkar tetap hangat di malam hari, maka dibutuhkan 3 buah bola lampu pijar disetiap sangkarnya (1 kandang ada 3 sangkar), jadi dibutuhkan 9 buah lampu pijar yang berwarna bening. Lampu-lampu ini nantinya akan disambungkan dengan saklar yang berfungsi untuk mematikan lampu yang tidak dibutuhkan (untuk siang hari), penjelasan mengenai lampu mana saja yang akan dimatikan pada siang hari dan bola lampu berapa watt yang dipakai, akan dijelaskan pada artikel selanjutnya tentang cara menetaskan telur puyuh.

Tiap sangkar ada 2 saklar untuk mengatur 3 bola lampu, 1 untuk mengontrol 2 bola lampu yang kiri dan kanan dan 1 saklar lagi untuk mengontrol 1 lampu yang ditengah.

Selamat mencoba!!!!!!!!

Senin, 25 Maret 2013

Cara Membuat Mesin Tetas Sederhana


Membuat mesin tetas sederhana tidak sesulit yang dibayangkan. Adapun material yang dubutuhkan untuk membuat mesin tetas, antara lain:
1. Kayu, untuk rangka kotak mesin tetas, dan rangka tempat meletakkan telur bibit
2. Triplek
3. Jaring Kawat, nantinya dipasang dengan rangka kayu, untuk meletakkan telur bibit

4. Baskom Kecil, baskom ini nantinya akan di isi air yang berfungsi sebagai pelembab

5. Kaca (Optional), agar dapat mengecek bola lampu, telur dan suhu termometer dari luar
6. Termostart, Alat yang digunakan untuk mengatur suhu atau temperatur mesin tetas

7. Alat Listrik seperti: bola Lampu Pijar 5 Watt 15 buah, kabel

8. Material penunjang, seperti: engsel, termometer

Mesin tetas yang akan dibuat adalah mesin tetas berukuran 1000 butir telur puyuh. adapun akuran fisiknya sebagai berikut:
Panjang : 120 cm
Lebar : 80 cm
Tinggi : 45 cm
Tinggi Kaki Kotak Mesin Tetas : 10 cm
Jarak Bagian Atas Kotak Mesin Tetas Dengan Tempat Telur : 25 cm, Kalau dari Lantai Dasar Mesin Tetas Jaraknya 20 cm

Sebelum dirangkai antara rangka kayu dengan triplek, sebelumnya harus dibuat dulu lubang sirkulasi udara dibagian lantai dan dan bagian atas mesin tetas. Bagian lantai ada 8 lubang sirkulasi udara dan bagian atas mesin mesin tetas boleh 8 lubang ukuran kecil atau boleh juga 4 lubang dengan ukuran besar. Untuk lubang ukuran kecil berukuran jari telunjuk (jari telunjuk bisa masuk), dan ukuran besar sebesar pipa ukuran 3/4.

Pemasangan termostart ( alat pengatur suhu) di pasang di dinding kiri atau pun kanan dan posisinya di atas tempat meletakkan telur bibit.

Untuk mendapatkan informasi mengenai mesin tetas telur buatan pabrikan silakan klik Puyuh 324.

Selamat Mencoba!!!!!

Selasa, 19 Maret 2013

Kandang (Bag. 2)

Kandang merupakan bagian terpenting dalam hal berternak, tidak terkecuali ternak puyuh. Kandang puyuh dibagi menjadi dua, yaitu gudang dan sangkar. Gudang untuk ternak puyuh telah dibahas pada artikel sebelumnya, yaitu Kandang (Bag. 1), silakan baca artikel Kandang (Bag. 1) untuk mengetahui syarat yang harus dipenuhi untuk membuat gudang puyuh.

Kandang (bag. 2) akan membahas kandang puyuh atau sangkar puyuh. Sangkar adalah tempat dimana puyuh akan di sangkar (kurung), segala macam aktivitas burung puyuh seperti makan, minum dan bertelur dilakukan di dalam sangkar, oleh karena itu pembuatan sangkar harus dibuat senyaman mungkin buat puyuh.

Model sangkar puyuh sangatlah bervariasi dan tidak ada standar-standar tertentu, tidak ada ukuran-ukuran pasti. Sangkar bisa dibuat 4 atau 5 tingkat tergantung keinginan, tampat makan, minum, dan telor bisa diletakkan didepan, belakang dan samping sangkar. pembuatan sangkar puyuh yang harus diperhatikan hanyalah ketinggian tingkat pada sangkar tempat puyuh di kurung dan jarak antara kotoran dengan puyuh.

Ketinggian tingkat sebaiknya jangan terlalu tinggi, untuk daerah panas sekitar 30 cm, dan untuk wilayah yang bersuhu dingin sekitar tingkat 20 - 25 cm. Jarak alas kotoran dengan puyuh sekitar 10-15 cm. Jarak alas kotoran dengan puyuh yang terlalu dekat diharuskan sesering mungkin untuk membongkar kotorannya yaitu 2 hari sekali untuk menghindarkan puyuh dari gas amoniak dari kotorannya, yang dapat mengganggu kesehatan puyuh.

Pembuatan sangkar sebaiknya memperhatikan luas gudang yang dimiliki, ini bertujuan untuk memaksimalkan ruang gudang yang ada. misalnya gudang dengan ukuran 3 x 3,5 meter,maka sebaiknya panjang sangkar yang ideal berukuran 1,2-1,3 m tergantung tempat makan, minum dan penampungan telor diletakkan di depan sangkar atau tidak, jika semuanya didepan maka ukurannya 1,3 m. Semantara untuk lebar sangkar berkisar 60-70 cm.

Sebagai referensi pembuatan sangkar, di bawah ini ada beberapa model sangkar yang bisa menjadi acuan untuk membuat sangkar dan setiap sangkar tentunya akan memiliki kelebihan dan kekurangannya, namun yang harus diketahui, sangkar yang dipilih nantinya harus bisa menampung puyuh lebih banyak, material atau bahan yang lebih sedikit serta berharga murah. Kalapun tidak bisa memenuhi ke tiga kriteria tersebut, minimal memenuhi kriteria menampung banyak puyuh dan murah.

1. Jenis sangkar ini lebih banyak diterapkan untuk ayam petelor, ciri khas sangkar ini adalah kotoran puyuh langsung jatuh kelantai. Tempat pakan, minum dan telor berada di depan sangkar, sangkar ini bisa di susun 4 sampai 5 tingkat.

2. Gambar sangkar dibawah ini, meletakkan tempat minum dan pintu memasukkan puyuh berada di depan sangkar, sementara tempat pakan dibuat besar, hal ini bertujuan agar pemberian pakan bisa dilakukan 1 kali untuk 1 atau 2 hari dan diletakkan di samping sangkar, alas kotoran dari plastik polybag yang diberi tulang atau rangka, sangkar bisa dibuat 4-5 tingkat.


3. Sangkar di bawah ini agak sedikit unik, karena tempat menampung telor berada dibelakang sangkar, tempat pakan didepan sangkar dan minum di samping, alas kotoran dari papan triplek, dan dibuat 5 tingkat.

4. Sangkar di bawah ini di buat lebih sederhana, dimana tempat menggantung botol minuman berfungsi ganda, yaitu bisa berfungsi sebagai pintu untuk memasukkan dan mengeluarkan puyuh jika botol minuman dilepaskan. Alas kotoran dari plastik polybag yang di beri rangka dan bisa ditukar dengan papan triplek.


5. Tipe sangkar dibawah ini sangat baik, karena alas atau lantai puyuh bisa dilepas, sehingga sangat mudah dibersihkan. Alas kotoran dari papan triplek, pintu, pakan dan penampung telor berada di depan sangkar, dan botol minuman di samping.


6. Gambar dibawah ini agak mirip dengan model sangkar no 5, hanya alas atau lantai puyuh tidak bisa dilepas atau di tarik. Tempat pakan dan penampungan telor di letakkan di depan, botol minuman di samping, sementara pintu untuk memasukkan dan mengeluarkan puyuh melalui alas kotoran jika di lepas atau di ganjal.



Selasa, 12 Maret 2013

Kandang (Bag. 1)

Kandang adalah hal yang penting dalam beternak, tidak terkecuali ternak unggas. Untuk memulai berternak kandang adalah hal yang paling pertama untuk diadakan, baru kemudian hal-hal penunjang lainnya, tidak terkecuali ternak puyuh. Ternak puyuh sangat mengharuskan adanya kandang, selain berfungsi sebagai pelindung dari panas dan hujan, tetapi juga merupakan faktor penentu keberlangsungan ternak itu sendiri.

Untuk budidaya burung puyuh setidaknya kita memerlukan dua jenis kandang, yaitu
1. Gudang, melindungi ternak dari panas dan hujan
2. Sangkar, berfungsi sebagai kandang puyuh.

Untuk membuat gudang puyuh bukanlah hal yang rumit, apalagi kalau gudang yang ingin dibuat untuk industri sekala rumahan. Tapi kalau untuk industri besar ada hal-hal atau standar- standar tertentu yang harus di terapkan dalam pembangunan gudang. Untuk pembangunan gudang puyuh industri rumahan cukup memperhatikan 3 hal berikut:
1. Sirkulasi udara
2. Pencahayaan
3. Ketinggian gudang

Sirkulasi udara pada gudang berfungsi untuk mengontrol temperatur gudang, sehingga di siang hari tidak terlalu panas dan di malam hari puyuh dalam gudang tidak kedinginan. Oleh karena itu sebaiknya sirkulasi udara dibuat agar bisa dibuka dan ditutup. Sirkulasi udara juga berfungsi agar terjadi pertukaran udara dalam gudang.

Pencahayaan berfungsi agar cahaya yang masuk dalam gudang sesuai dengan yang dibutuhkan, oleh karena itu sebaiknya hindari penggunaan atap transparan pada gudang, karena cahaya yang masuk akan berlebihan dan bisa meningkatkan suhu panas dalam gudang. Suber cahaya yang masuk dalam gudang sebaiknya dari samping (dinding kandang) bukan cahaya langsung dari atas seperti penggunaan atap transparan. Pembuatan sirkulasi udara yang benar akan memberikan pasokan cahaya yang baik dan sesuai dengan kebutuhan puyuh, karena cahaya yang masuk ke dalam gudang nantinya akan melalui sirkulasi udara.

Ketinggian gudang berfungsi untuk mendukung fungsi sirkulasi udara yang dibuat, karena dengan ketinggian yang mencukupi membuat udara dalam gudang akan semakin mudah bertukar. ketinggian kandang juga sangat berpengaruh pada puyuh di sangkar paling atas, karena akan mendapatkan hawa panas yang berlebih di siang hari, akibatnya akan berpengaruh pada produksi telur dan bisa mengakibatkan kematian. Untuk ketinggian gudang disarankan 3 meter atau lebih.

Untuk ukuran luas maksimum gudang puyuh tidak terbatas, sementara untuk luas minimum bisa berukuran 3 x 3.5 meter atau seluas kamar tidur. Bagi peternak yang memiliki gudang dengan luas 3 x 3.5 meter jangan terlalu kuatir mengenai berapa ekor puyuh yang bisa diternakkan, karena dengan pembuatan sangkar yang benar maka gudang dengan ukuran kamar tidur bisa menampung sekitar 1000 ekor puyuh petelur. Perlu diketahui bahwa ternak burung puyuh sangat berbeda denga ternak unggas lainnya, yang membutuhkan area yang luas untuk menampung unggas yang banyak.

Gudang puyuh sebaiknya berdinding kayu, karena kayu memiliki sifat menyerap panas sehingga disiang hari tidak terlalu panas dan di malam hari akan tetap hangat karena panas yang diserap akan dilepaskan. penggunaan terpal untuk dinding sebaiknya di hindari, kalaupun tetap ingin digunakan karena menghemat biaya sebaiknya terpal tidak menutupi semua bagian dinding gudang. Sehingga penerapannya, terpal dibolehkan untuk dinding gudang bagian bawah atau 1 meter dari tanah boleh ditutup dengan tepal untuk melindungi gudang dari percikan air hujan, dan sesudahnya dilanjutkan dengan menggunakan jaring kawat atau yang sejenisnya, dan sesudah jaring kawat bisa dilanjutkan lagi dengan tepal. Kalau diilustrasikan tinggi kandang 3 meter maka, 1 meter pertama terpal, 1 meter jaring kawat dan 1 meter lagi tepal.

Menghindari penggunaan terpal untuk dinding gudang, hal ini dikarenakan sifat terpal yang menampung hawa panas dan tidak melepaskan hawa panas, sehingga hawa panas di dalam gudang yang ditampung oleh terpal akan menjadi uap, gudang akan lembap tapi bersuhu panas.

Pemilihan materi pembangunan gudang sebaiknya disesuaikan dengan suhu, iklim atau tingkat kelembaban di daerah anda, tetapi agar lebih mudahkan anda dalam memilih matei bangunan gudang, sebaiknya menggunakan bahan-bahan yang bersumber dari alam, seperti kayu, bambu, atap daun. Karena bahan-bahan yang diambil dari alam akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan atau iklim sekitar.

Artikel ini semata-mata bertujuan untuk berbagi informasi kepada pembaca, dan jika pembaca memiliki.informasi tentang berternak puyuh sudilah kiranya untuk berbagi dengan kami. Sekian dan teima kasih dan selamat mencoba.

Minggu, 03 Maret 2013

Burung Puyuh


1. Umum
Burung puyuh (Coturnix-Coturnix Japonica) termasuk burung yang berbeda dengan jenis burung yang lain, karena burung puyuh tidak memiliki ekor yang panjang layaknya burung secara umum, sehingga mempengaruhi kemampuan terbangnya.

Burung puyuh termasuk burung yang hidup secara liar, dan ditemukan pertama kali pada tahun 1979 di Amerika, sebelum burung puyuh menyebar di seluruh penjuru negeri.

Burung puyuh masuk di Indonesia dan mulai di kenal yaitu di tahun 1979, setelah adanya puyuh impor yang didatangkan dari luar negeri.

Burung puyuh lebih dikenal oleh masyarakat pedesaan, karena burung puyuh sangat sering ditemukan di sawah, ladang dan semak-semak.

Burung puyuh adalah jenis burung pemakan biji-bijian, dan memiliki warna yang sangat beragam tergantung jenisnya. Gerakan yang lincah dan kamuflase adalah kemampuan yang dimiliki oleh burung puyuh untuk bersembunyi dari predator. Memiliki warna bulu yang menyerupai dengan warna tanah membuat burung puyuh sangat sulit ditangkap dengan tangan kosong.

2. Klasifikasi
Kelas : Aves (bangsa burung)
Ordo : Galiformes
Sub Ordo : Phasianoidae
Famili : Phasianidae
Sub Famili : Phasianinae
Genus : Coturnix
Species : Coturnix-Coturnix Japonica

3. Jenis-Jenis Puyuh
A. Arborophila Javonica
Arborophila Javonica, atau lebih dikenal dengan puyuh gonggong. Jenis puyuh ini memiliki ciri-ciri fisik bulat, panjang sekitar 25 cm dan bersuara seperti gong kecil sehingga disebut puyuh gonggong.

Kepala puyuh gonggong berwarna merah, paruh hitam, kaki merah muda, bulu di area badan berwarna kelabu agak lurik ke coklatan, dengan ekor melengkung ke bawah.

B. Rollulus Roulroul
Rollulus Roulroul, atau puyuh Mahkota dengan ciri fisik untuk jantan bulu hijau dengan warna punggung agak biru, bulu sayap cokelat gelap serta dibagian kepala terdapat kipas. Dan untuk puyuh betina memiliki ciri fisik, bulu cokelat muda dan di daerah kepala tidak memiliki kipas seperti puyuh jantan.

C. Coturnix Chinensis
Coturnix Chinensis atau disebut puyuh batu. Puyuh batu memiliki ciri fisik ukuran 15 cm dan untuk puyuh jantan, paruh berwarna cokelat, warna punggung campuran cokelat, abu-abu, serta garis-garis hitam. Untuk puyuh betina memiliki ciri fisik cokelat muda dengan garis blorok ke hitam hitaman.

4. Produksi
Puyuh sudah mulai berproduksi di usia 45 hari dan dalam setahun puyuh bisa berproduksi sekitar kurang lebih 300 butir.

Tingkatan ukuran telur atau grade ada 3
1. Grade A : ukuran besar, dengan berat 85-93 butir/kg, dengan warna bercak jelas, kulit tebal dan tidak mudah pecah.
2. Grade B : berat 94-105 butir/kg, dengan bercak jelas dan kulit tebal
3. Grade C : berat 106-111 butir/kg, dengan bercak jelas sampai samar dan dengan kulit tebal sampai tipis

5. Pembiakan
Induk burung puyuh sangat jarang mengerami telurnya, biasanya telur puyuh menetas atas bantuan kemurahan alam. Untuk puyuh yang diternakkan biasanya untuk menetaskan puyuh menggunakan mesin tetas. Lama telur dierami dalam mesin tetas sekitar 15-16 hari. Di habitat aslinya puyuh yang baru menetas sudah bisa bertahan hidup dengan mencari makan sendiri berupa serangga-serangga kecil.

Syarat-Syarat Telur Bibit
1. Berat sekitar 11-13 gram.
2. Perbandingan untuk puyuh telur bibit adalah 1:3 atau 1:5, atau 1 ekor jantan sebanding dengan 3 atau 5 ekor puyuh betina. (bagian ini akan dibahas terpisah di artikel berikutnya).
3. Induk (jantan dan betina) tidak memiliki hubungan keluarga dekat atau satu keturunan.
4. Bentuk telur bibit oval tidak lonjong dan bulat.
5. Kondisi fisik telur pada bagian kulit harus rata, utuh, halus, bercak jelas, tidak retak atau terdapat kotoran di permukaan telur.

Informasi ini bersifat umum sekedar pengenalan tentang burung puyuh, dan bagian-bagian penting tentang tata laksana berternak puyuh akan dibahas mendalam pada artikel berikutnya.